Pemanfaatan
lingkungan adalah menggunakan alam yang ada disekitar kita, baik interaksi antara
faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup) untuk pembelajaran. Menurut
Oemar Hamalik (2004:195) lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran
adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan
faktor belajar yang penting. Sehingga pemanfaatan lingkungan bisa dijadikan
media dalam metode pembelajaran. Sudjana (2002: 39) juga menjelaskan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam
diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Sebab hasil belajar siswa di sekolah 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa.
Dengan kata lain student center. Pembelajaran student centered learning
berkembang agar dalam pembelajaran siswa bukan lagi sebagai objek dalam proses
belajar mengajar
melainkan sebagai subjek dalam proses belajar 40 mengajar. Oleh sebab itu siswa
hendaknya secara aktif mampu mengembangkan minat dan kepribadiannya menurut
tujuan, isi, dan cara yang disukainya serta dalam batas kemampuannya (Sardiman,
2007: 213). Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan
hasilnya. Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar
mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik,
namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan
perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, berarti siswa dituntut untuk
aktif, kreatif, inovatif dan produktif. Dengan pembelajaran seperti ini
diharapkan akan menghasilkan lulusan yang matang dan kompeten. Dan ini wajib
dilaksanakan pada kurikulum 2013. Contoh: pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik.
Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian
yang benar.
Umpan
balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik tersendiri
bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an. Secara konsisten,
para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan
prosedur umpan balik yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar
siswanya. Dengan umpan balik dari nilai, maka siswa akan termotivasi dari nilai yang
didapatkan. Jika nilainya bagus, maka siswa akan semangat untuk mempertahankan
ataupun meningkatkan nilainya. Sedangkan bagi siswa yang mendapatkan nilai
kurang, maka akan termotivasi untuk meningkatkan nilainya. Contoh: pada mata
pelajaran matematika, siswa diberi nilai sesuai dengan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal dengan benar.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik
yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual,
teknik-teknik tersebut antara lain:
1. Memancing apersepsi anak didik
2. Memanfaatkan teknik alat bantu yang akseptabel
3. Memilih bentuk motivasi yang akurat
4. Menggunakan metode yang bervariasi
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
Dengan belajar kelompok maka siswa dapat mendiskusikan dan saling tukar
pendapat dengan siswa lain. Hal ini diharapkan siswa bisa saling terbuka dan
bisa saling membantu teman. Siswa akan lebih berani mengungkapkan pendapatnya
kepada teman dari pada kepada guru, jadi dengan belajar kelompok dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif.
Komunitas belajar adalah salah satu
aspek penting yang harus ada dalam setiap kelas. Guru yang efektif akan mengupayakan
agar di dalam pembelajaran yang dilaksanakannya terbentuk komunitas belajar
yang efektif pula. Apakah komunitas belajar (learning community) itu dan
bagaimanakah komunitas belajar bisa terbentuk?
Karakteristik Learning
Community
Komunitas belajar yang ada di
dalam sebuah kelas pada sebuah kegiatan pembelajaran akan sangat berpengaruh pada
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan pada akhirnya pencapaian tujuan
pembelajaran.Untuk mewujudkan sebuah komunitas belajar yang baik dan kohesif,
di dalam sebuah kelas harus terdapat berbagai karakteristik positif seperti :
· Hubungan antar individu
yang saling peduli satu sama lain.
· Pengharapan guru yang
tinggi akan hasil belajar siswa.
· Inkuiri (proses
mencaritahu) yang produktif dalam belajar.
· Lingkungan belajar yang
positif.
Menciptakan komunitas belajar (learning
community) bukanlah hal yang mudah bagi guru, akan tetapi ini harus dilakukan.
Tidak ada proses kegiatan belajar yang baik yang dapat tercipta tanpa adanya komunitas
belajar yang baik. Penciptaan kondisi sedemikian memerlukan berbagai tindakan dari
guru apabila ia berharap semua upaya yang dilakukannya untuk membelajarkan siswa
membuahkan hasil yang memuaskan. Contoh: dalam pembelajaran saintifik guru memberi perintah kepada siswa
untuk mengerjakan dan mendiskusikan soal-soal yang telah dibuat oleh siswa
secara berkelompok.
No comments:
Post a Comment