Nama :
Widiyaningrum
NIM :
7101412235
Tema : Ekonomi
Masalah:
Loyalitas Anggota KPRI “Tehnika
Bhakti” yang Semakin Menurun
Dari
hasil survey tahun 2014 kondisi koperasi di Indonesia saat ini sangat
memperihatinkan. Sebanyak 27 persen dari 177.000 koperasi yang ada di Indonesia
atau sekitar 48.000 koperasi kini tidak aktif. Hal itu mengindikasikan kondisi
koperasi di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. “Angka koperasi yang tidak
aktif memang cukup tinggi. Saat ini jumlah koperasi di Indonesia ada sekitar
177 ribu dan yang tidak aktif mencapai 27 persen,” jelas Guritno Kusumo,
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM.
Saat
ini, keberadaan koperasi kurang diminati oleh masyarakat Indonesia. Dari data
survey tahun 2014, banyak koperasi yang tidak aktif. Hal ini diakibatkan oleh
rendahnya minat masyarakat untuk berkoperasi. Keberadaan pengurus dan anggota
sangat penting dalam orgaisasi koperasi, dan hal yang perlu diperhatikan yaitu
loyalitas anggota. Mendapatkan anggota yang loyal merupakan keinginan setiap
organisasi koperasi yang ingin sukses dalam jangka panjang. Akan tetapi untuk
memperoleh pelanggan atau anggota yang loyal bukan pekerjaan mudah.
Salah
satu koperasi yang memiliki masalah dengan loyalitas anggota yaitu KPRI
“Tehnika Bhakti”. Selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2012-2014, koperasi
tersebut selalu mengalami penurunan anggota. Berikut data anggota KPRI “Tehnika
Bhakti” tahun 2012-2014:
Tabel
Anggota KPRI “Tehnika Bhakti” Tahun 2012-2014
Tahun
|
Jumlah
Anggota
|
2012
|
157
|
2013
|
153
|
2014
|
147
|
Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa setiap tahun KPRI “Tehnika Bhakti”
mengalami penurunan anggota. Selain masalah tersebut, setiap tahun terdapat
anggota koperasi yang belum membayar simpanan wajib dan masih banyak pula
anggota koperasi yang belum memanfaatkan atau melakukan simpanan sukarela.
Tabel
Jumlah Anggota yang Belum Membayar Simpanan Wajib dan Pokok
Tahun
|
Jumlah anggota yang belum membayar
simpanan wajib
|
Jumlah anggota yang belum melakukan
simpanan sukarela
|
2012
|
3
|
90
|
2013
|
4
|
90
|
2014
|
5
|
88
|
Modal KPRI “Tehnika Bhakti” hanya berasal
dari simpanan anggota, dimana setiap anggota membayar simpanan wajib sebesar Rp
100.000/bulan (PNS) dan Rp 50.000 (Non PNS), sedangkan bagi anggota baru wajib
membayar simpanan pokok sebesar Rp 20.000. Simpanan sukarela di KPRI “Tehnika
Bhakti” yaitu berupa simpanan hari raya (SHR), banyak anggota yang belum
memanfaatkan simpanan sukarela dan lebih dari 57% yang belum melakukan simpanan
sukarela. Hal ini dapat mempengaruhi usaha koperasi. KPRI “Tehnika Bhakti” mempunyai
usaha simpan pinjam dan belum mempunyai usaha lain. Sehingga keuntungan
koperasi hanya berasal dari usaha simpan pinjam tersebut.
SHU
yang dimiliki koperasi selama tiga tahunterakhir mengalami peningkatan. Tetapai
dari prosentase peningkatan SHU mengalami penurunan. Berikut data SHU 3 tahun
terakhir:
Tabel
SHU KPRI “Tehnika Bhakti”
Tahun
|
SHU
|
Prosentase Peningkatan SHU
|
2012
|
Rp 23.000.000
|
|
2013
|
Rp 27.000.000
|
14,81%
|
2014
|
Rp 30.000.000
|
10%
|
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa
dari tahun 2012 sampai 2014 SHU KPRI “Tehnika Bhakti” mengalami peningkatan,
tetapi peningkatan tersebut prosentasenya menurun. Dari tahun 2012 ke tahun
2013 SHU mengalami peningkatan sebesar 14,81% dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
sebesar 10% sehingga dapat diketahui adanya peningkatan keuntungan yang semakin
menurun.
Sumber:
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawas KPRI “Tehnika Bhakti” Tahun 2012-2014
No comments:
Post a Comment