Wednesday, August 8, 2018

Paper Perencanaan Pembangunan


PAPER PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI MASALAH DAN TINDAKAN PEMERINTAH DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG TERJADI DI KABUPATEN BANYUMAS


Disusun untuk memenuhi tugas akhir Perencanaan Pembangunan


Disusun Oleh:
Widiyaningrum
7101412235
Pendidikan Koperasi

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Paper ini disusun sebagai tugas individu mata kuliah Perencanaan Pembangunan.
Penulis menyadari bahwa paper ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa  bantuan dari berbagai pihak. Terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan paper ini.
Paper ini tersusun dengan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat mendukung selalu kami harapkan demi kesempurnaan paper. Semoga paper ini memberi manfaat bagi pembacanya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Semarang,  Juni 2015

Penulis



DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah

Pembangunan menurut Siagan (1994) merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Pelaksanaan pembanguna bertujuan untuk meningkatkan keunggulan di semua sektor dan menuju negara yang memiliki daya saing. Sebelum melaksanakan suatu pembangunan maka pemerintah harus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan pembangunan merupakan upaya multidimensional yang dilakukan oleh institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan di sebuah wilayah tersebut. Saat Indonesia sistem yang diterapkan yaitu otonomi daerah, dimana setiap kebijakan diserahkan kepada tiap-tiap daerah. Maka dari itu, setiap daerah melakukan perencanan pembangunan sesuai dengan kondisi sumber daya yang dimiliki daerah dan visi daerah masing-masing.
Sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah pasti berbeda-beda, jadi tiap daerah di Indonesia terdapat kesenjangan ekonomi dimana daerah yang memiliki sumber daya yang baik akan memiliki daya saing yang tinggi, sedangkan daerah yang memiliki sumber daya yang rendah akan memiliki daya saing yang rendah pula. Maka dari itu pemerintah harus melaukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut dengan tujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Insonesia.
Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, dimana kabupaten Banyumas memiliki 27 kecamatan dan memiliki wilayah seluas 132.758 Ha. Dengan wilayah yang luas tersebut, pemerintah belum optimal dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi di seluruh wilayah Banyumas yang paling utama di daerah-daerah yang jauh dari kabupaten kota. Maka dari itu penulis menganalisis bagaimana perencanaan pembangunan di kabupaten Banyumas dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembangunan di daerah Banyumas saat ini dan bagaimana realisasi dari perencanaan yang dilakukan pada paper dengan judul: “Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Banyumas”.

1.2.  Rumusan Masalah

Apakah dengan adanya masalah yang ada di Kabupaten Banyumas pemerintah daerah dapat mengatasinya dengan program yang direncanakan?

1.3.  Tujuan

Untuk mengetahui apakah dengan adanya masalah yang ada di Kabupaten Banyumas pemerintah daerah dapat mengatasinya dengan program yang direncanakan.











BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Gambaran Umum Wilayah

Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa Tengah yang meiliki luas wilayah 132.758 Ha dengan 27 Kecamatan. Kabupaten banyumas berbatasan dengan wilayah beberapa Kabupaten yaitu Kabupaten Tegal, Pemalang, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Brebes. Wilayah Kabupaten Banyumas lebih dari 45% merupakan daerah dataran yang tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari Barat ke Timur. Ketinggian wlayah di Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100 Mdpl yaitu seluas 40.385,3 Ha. Sebagian besar wilayah merupakan lahan bukan sawah seluas 100.492 (75,7%) dimana 61.598 ha merupakan laha pertanian bukan sawah dan 38.894 ha lahan bukan pertanian. Sedangkan 24,3% dari wilayah kabupaten banyumas merupakan lahan sawah yang terbagi menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Namun semakin tahun sawah yang tersedia semakin sempit karena banyak sawah yang dijadikan tempay usaha maupun perumahan.

2.2.  Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk Banyumas pada akhir tahun 2013 berjumlah 1.605.579 orang, dimana tingkat kepadatan penduduk sebanyak 1.209 orang per kilometer persegi. Untuk masalah ketenagakerjaan, berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banyumas tahun 2013 pencari kerja yang terdaftar sebanyak 16.674 jiwa dan yang belum ditempatkan sebanyak 4.146 jiwa. Jika dilihat dari beberapa kelompok umur pencari kerja produktif pada kelompok umur 25-29 tahun yakni 2.136 jiwa atau sekitar 12,81 persen. Dari jumlah keseluruhan pencari kerja, sebanyak 3.137 merupakan pencari kerja yang berijazah sarjana dan sarjana muda. Masih banyaknya pengangguran di Kabupaten Banyumas menunjukkan bahwa perekonomian masih belum baik. Untuk menurunkan pengangguran salah satunya dengan meningkakan investasi dari dalam maupun luar kota. Tetapi untuk saat ini pemerintah belum melakukan tindakan tegas dalam menghadapi pengangguran yang masih tinggi, justru Kabupaten Purbalingga yang telah membantu mengurangi pengangguran di Kabupaten Banyumas karena industri di Kabupaten Purbalingga banyak menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat Kabupaten Banyumas bekerja di Kabupaten Purbalingga.

2.3.  Pendidikan

Pendidikan di Kabupaten Banyuamas tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah peserta didik. Pada penyaluran dana BOS sudah tersalurkan dengan baik sehingga sekolah bisa memenuhi kebutuhannya yang dianggarkan menggunakan dana BOS. Sektor pendidikan merupakan bidang yang sektor terbesar dalam hal anggaran belanja, dimana sektor pendidikan memiliki anggatan dalam besaran trilyun sedangkan sektor atau bidang lain hanya sampai besaran milyar maupun juta. Dengan besarnya anggaran pendidikan ini, diharapkan kualitas pendidikan di Kabupaten Banyumas mengalami peningkatan baik kualitas sekolah maupun kualitas siswa.

2.4.  Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama dalam meningkatkan kualitas SDM. Ketersediaan sarana kesehatan sangat penting di dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta di Kabupaten Banyumas berjumlah 22, dan di setiap kecamatan secara umum sudah terdapat Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Kesehatan seluruh masyarakat seharusnya sudah terjamin, karena pemerintah memerintahkan kepada semua masyarakat untuk mengikuti program BPJS Kesehatan, dengan mengikuti program tersebut maka masyarakat akan dijamin dalam pembiayaan pengobatan pada layanan kesehatan. Walaupun sudah disosialisasikan banyak masyarakat yang belum mengukuti program ini, yang sudah terdaftar mengikuti program BPJS Kesehatan kebanyakan merupakan pegawai negeri maupun pegawai swasta yang telah didaftarkan oleh institusi ataupun perusahaan tempat mereka bekerja dan juga masyarakat miskin penerima JKN, itupun karena didaftarkan oleh pemerintah setempat sedangkan masyarakat biasa atau kalangan menengah banyak yang kurang tertarik untuk mengikuti program BPJS karena harus membayar premi tiap bulannya dan mereka banyak yang keberatan dengan premi tersebut.
Berdasarkan pengamatan, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Banyumas sudah baik, tetapi pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas masih kurang memuaskan. Karena pelayanan di Puskesmas hanya sampai jam 11.30, sedangkan untuk hari sabtu dan minggu pelayanan libur namun masih ada puskesmas yang buka di hari sabtu. Seharusnya pelayanan kesehatan dibuka sampai sore karena banyak masyarakat yang mengeluh dengan jam buka Puskesmas yang terlalu singkat, calon pasien harus menuggu hari besok untuk berobat karena jika tidak mereka harus berobat ke dokter ataupun ke layanan kesehatan yang lainnya yang kebanyakan adalah layanan berobat pribadi dan biayanya relatif mahal.

2.5.  Sosial

Salah satu masalah sosial yang ada di Kabupaten Banyumas yatu masih banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sodial. Pada masalah banyaknya ini sudah ada tindak lanjutnya, namun dalam pelaksanaan pembinaan belum optimal. Berikut data penyandang masalah kesejahteraan sosial menurut jenis permasalahan tahun anggaran 2013.
Tabel 2.1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Jenis Permasalahan Tahun 2013
No
Jenis Penyandang Masalah
Populasi
Yang Dibina
1.
Anak balita terlantar
226
25
2.
Anak terlantar
733
605
3.
Anak dengan masalah hukum
29
-
4.
Anak jalanan
60
54
5.
Anak dengan kedisabilitasan
1.124
134
6.
Anak korban kekerasan
8
-
7.
Anak perlu perlindungan khusus
18
-
8.
Lanjut usia terlantar
2.495
55
9.
Penyandang disabilitas
4.956
181
10.
Tuna susila
28
20
11.
Gelandangan
15
8
12.
Pengemis
108
46
13.
Pemulung
319
7
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pemerintah belum maksimal dalam menangani warganya yang memiliki masalah kesejahteraan sosial, namun sampai saat ini pemerintah juga belum melakukan tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk masalah kejadian bencana, dari banyaknya kecamatan di Kabupaten Banyumas hampir semua kecamatan tiap tahun terjadi bencana. Dari data BPS tahun 2014, hanya kecamatan Sokaraja saja yang tidak terjadi bencana dan kecamatan Lumbir merupakan kecamatan yang paling sering terjadi bencana yaitu sebanyak 13 kali. Maka dari itu pemerintah melakukan tindak lanjut yaitu dengan memberikan anggaran khusus penanggulangan bencana kepada setiap kecamatan untuk melaksanakan program penanggulangan bencana sesuai dengan kondisi kecamatan.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Banyumas
Tahun
Penduduk
Miskin (000 jiwa)
(1)
(2)
2008
340.7
2009
319.8
2010
314.2
2011
328.5
2012
309.8
2013
296.8






Sumber: BPS Kabupaten Banyumas
Masalah sosial yang lainnya yaitu angka kemiskinan masih tinggi. Dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari tahun 2008-2010 angka kemiskinan menurun, lalu tahun 2011 mengalami peningkatan dan 2011-2013 mengalami penurunan. Masih banyaknya masyarakat miskin, maka pemerintah masih memberikan program Bantuan Langsung Tunai atau BLT dan sekarang program ini diganti dengan KJKS (Kartu Jaminan Kesejahteraan Sosial) yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tetapi pada kenyataanya masih banyak penerima bantuan yang tidak tetap sasaran, yang seharusnya menerima tetapi tidak menerima dan yang terlihat mampu tetapi menerima bantuan. Hal ini terjadi karena pemerintah masih menggunakan data lama yang sebenarnya sudah banyak mengalami perubahan. Untuk itu seharusnya pemerintah selalu meng-update data terbaru supaya data yang digunakan akurat. Saat ini perlu inovasi baru mengenai program untuk mengurangi masyarakat miskin, dimana program yang direncanakan merupakan program yang produktif, karena program BLT ata KJKS yang saat ini dilaksanakan merupakan program yang belum bisa memproduktifkan masyarakat miskin.

2.6.  Infrasuruktur

Masalah di kabupaten Banyumas yang paling terlihat yaitu masalah infrastruktur. Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah yang lain. Berdasarkan data BPS, panjang jalan kabupaten pada tahun 2013 mencapai 804,78 km dengan permukaan aspal. Menurut kondisi jalannya sepanjang 205,33 km atau 25,51% jalan kabupaten banyumas dalam kondisi rusak aik rusak ringan maupun rusak berat terutama jalan yang berada di desa.
Kerusakan jalan yang rusak, terjadi kurang lebih sudah sekitar tiga sampai lima tahun, namun sampai saat ini belum ada tindakan tegas untuk memperbaikinya. Jalan yang rusak kebanyakan merupakan jalan utama desa, sedangkan untuk jalan gang-gang tiap desa sudah banyak yang baik, karena kebanyakan jalan gang dikelola oleh desa yang dibiayai oleh proram PNPM. PNPM meupakan program yang diadakan pemerintah untuk memberikan wewenang kepada desa atau kota dalam mengelola dana yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama untuk masalah perekonomian dan infrastuktur desa/kota. Sampai saat ini, dana PNPM di desa kebanyakan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur jalan. Selain itu digunakan untuk membantu perekonomian masyarakat misalnya dengan membeli hewan ternak yang dalam pemeliharaanya dilakukan secara bergilir. Program lainnya yang dilakukan di desa maupun di kota yaitu meningkatkan usaha kecil daerah setempat, yaitu dengan meningkatkan produktivitas ibu rumah tangga dengan melakukan usaha rumahan yang menghasilkan nilai jualdan bisa membantu menambah penghasilan masyarakat.

2.7.  Pariwisata

Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten yang kurang terkenal akan pariwisatanya. Jumlah obyek wisata yang ada di kabupaten Banyumas ada 14 tempat, dimana jumlah pengunjung ke 14 obyek wisata mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah pengunjung tahun 2012. Penurunan terbesar adalah obyek wisata Taman Andhang Pengrenan dan Lokawisata Baturaden. Menurut pengamatan, wisata yang ada di Kabupaten Banyumas kurang menarik dibandingkan dengan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga. Banyak masyarakat yang jauh-jauh berwisata ke Purbalingga. Sedangkan wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Banyumas sebagian besar merupakan wisatawan lokal atau dalam kota. Obyek wisata yang paling banyak pengunjungnya yaitu Lokawisata Baturaden. Dibandingkan dengan 10 tahun kebelakang, obyek wisata Baturaden sangat jauh berbeda. 10 tahun yang lalu baturaden sangat terkenal dengan wisataya, tetapi saat ini obyek wisata tersebut kurang memiliki nama. Hal ini karena pengelolaan tempat wisata yang kurang baik, sehingga banyak usaha yang ada di Lokawisata Baturaden yang mengalami kebangkrutan.
Berdasarkan LKPD Kabupaten Banyumas tahun 2014, pengelolaan objek wisata Curug Gede, Wana Wisata Curug Cipendok, Wana Wisata Palawi, dan Curug Ceheng perlu diperbaiki karena sampai saat ini kondisi objek wisata tersebut kurang menarik sebab kurang perawatan. Selain itu, obyek wisata Masjid Saka Tunggal juga belum ada tarif pungutannya, sehingga pemerintah memerintahkan kepada Kepala Desa Cikakak Kec. Wangon untuk menerbitkan peraturan desa tentang tarif pungutan obyek wisata Masjid Saka Tunggal dan untuk Kepala Dinporabudpar untuk menagih pendapatan bagi hasil sesuai dengan perjanjian.



BAB III

PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa Tengah yang meiliki luas wilayah 132.758 Ha dengan 27 Kecamatan. Di kabupaten Banyumas, tingkat pengangguran masih banyak, karena lapangan kerja di  bidang perindustrian masih rendah dan lapangan pekerjan yang tersedia dibandingkan dengan tenaga kerja tidak sebanding. Mengenai pendidikan di Kabupaten Banyuamas, dibandingkan tahun 1012 pada tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah peserta didik. Untuk masalah kesehatan, pelayanan di Puskesmas hanya sampai jam 11.30, sedangkan untuk hari sabtu dan minggu pelayanan libur namun masih ada puskesmas yang buka di hari sabtu. Oleh karena itu banyak warga yang kurang puasn akan jam pelayanan yang diterapkan karena terlalu singkat. Di bidang sosial, dari tahun 2008-2010 angka kemiskinan menurun, lalu tahun 2011 mengalami peningkatan dan 2011-2013 mengalami penurunan. Karena masih banyaknya masyarakat miskin, maka pemerintah masih memberikan program Bantuan Langsung Tunai atau BLT yang sekarang program ini diganti dengan KJKS. Tetapi pada kenyataanya masih banyak penerima bantuan yang tidak tepat sasaran karena data yang digunakan sebagai acuan kurang up-date. Pada masalah infrastruktur, menurut kondisi jalannya sepanjang 205,33 km atau 25,51% jalan kabupaten banyumas dalam kondisi rusak aik rusak ringan maupun rusak berat terutama jalan yang berada di desa, dan mengenai wisatanya Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten yang kurang terkenal akan pariwisatanya. Jumlah obyek wisata yang ada di kabupaten Banyumas ada 14 tempat, dimana jumlah pengunjung ke 14 obyek wisata mengalami penurunan dari tahun  ke tahun karena kurang menariknya obyek wisata dan kalah saing dengan wisata di kabuaten tetangga yaitu Purbalingga.
Jadi, secara keseluruhan pembangunan multidimensional yang ada di Kabupaten Banyumas saat ini masih perlu peningkatan kinerja supaya tujuan pembangunan dapat tercapai.

3.2.  Saran

Pemerintah harus meningkatkan kinerja dalam hal pembangunan daerah supaya tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam hal tenaga kerja, pengangguran masih banyak jadi pemerintah perlu menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara meningkatkan industri dan umkm. Untuk masalah kesehatan, perlu adanya perubahan jam layanan di puskesmas karena sampai saat ini jam layanan yang diterapkan terlalu singkat. Mengenai pemberian KJKS, pemerintah harus menggunakan data yang akurat dan terkini supaya pemberian bantuan dapat tepat sasaran. Dalam hal infrastruktur, pemerintah juga harus memperhatikan kondisi jalan yang ada di daerah pedesaan yang jauh dari kota karena kebanyakan kondisi jalan rusak sehingga perlu perbaikan dan untuk masalah pariwisata yang daya saingnya masih rendah, peerintah perlun perbaikan pengelolaan supaya obyek wisata yang dimiliki daerah bisa terawat dan memiliki daya tarik bagin wisatawan baik lokal maupun luar kota.









DAFTAR PUSTAKA


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.2014.Banyumas Dalam Angka.Purwokerto
banyumaskab.bps.go.id
bappeda.banyumaskab.go.id



No comments:

Post a Comment