Yusuf Mansur, Wisata Hati
ANTV, 17 September 2012
JUJUR
Surat Al Mulk ayat 12:
"Sesungguhnya orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh
mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."
Contohnya dalam zaman
imam syafi'i : ada seorang pemuda yang berada di pinggiran sungai, lalu ia
menemukan apel di pnggiran sungai itu, lalu ia memakannya. Ia berfikir bahwa ia
belum meminta izin pada pemilik apel tersebut untuk memakannya. Ia langsung
membuang apel tersebut. Lalu ia menyusuri sungai tersebut untuk mencari pohon
apel. Dan ia menemukan pohon apel yang sangat besar. Lalu ia bertanya pada
kakek kakek yang berada didekat pohon tersebut siapa pemiliknya. Dan ternyata
kakek itulah yang mempunyai pohon apel tersebut. Lalu ia mengatakan kepada
kakek bahwa ia telah memakan apelnya yang jatuh ke sungai, ia meminta izin
karena sudah memakannya tanpa meminta izin terlbih dahulu. Tetapi kakek itu
mengajukan syarat, bahwa pemuda itu harus bekerja di kebunnya selama satu
tahun. Karena pemuda itu tidak mau di dalam tubuhnya ada makanan haram dan
karena ia takut pada azab Allah, maka ia menyetujui persyaratan tersebut. Dan
setelah satu tahun genap, ia mendatangi kakek pemilik apel bahwa ia sudah
menyelesaikan syarat yang diajukan kakek. Tetapi kakek tersebut memberikan ia
syarat lagi, syaratnya ia harus bekerja di kebunnya satu tahun lagi, dan pemuda
itupun menyetujuinya. Setelh dua tahun ia genap bekerja di kebunkakek, iapun
mendatangi kakek pemilik pohon apel. Tetapi kakek masih punya persyaratan lagi.
Dan ia berjanji bahwa ini persyaratan yang terakhir. Lalu pemuda bertanya apa
syarat terakhir itu. Kakek menjawab bahwa ia harus menikah dengan putrinya.
Pemuda itu berfikir bahwa ia mendapatkan jodoh anak orang kaya. Lalu kakek
mengatakan bahwa anaknya itu buta, tuli, pincang. Pemuda itu befikir, dan
beristighfar "Ya Allah apakan ni balasan untukku karena memakan makanan
tanpa meminta izin pada pemiliknya". Tetapi karena pemuda itu tidak mau di
dalam tubuhnya ada bahan makanan harap, maka pemuda itumenyetujui syarat
ketiga. Lalu ia melaksanakan ijab kabul. Setelah ijab kabul selesai, ia masuk
ke kamar untuk menemui istrinya. Saat masuk dan melihat perempuan yang ada di
dalam kamar, ia langsung lari keluar menemui kakek/ayah mertuanya. "kek
sepertinya istriku bukan yang ada di kamar, di kamar ada wanita yang cantik,
fisiknya sempurna. Lalu kakek mengatakan bahwa ucapan yang kemarinitu hanyalah
ungkapan saja, maksudnya buta bahwa anak kakek tidak pernah melihat hal-hal
yang diharamkan oleh Allah, tuli karena ia tidak pernah mendengarkan hal-hal
yang dibenci Allah. Dan pincang bahwa ia tidak pernah ke tempat yang dilarang
oleh allah. Lalu pemuda itu bersyukur karena ia mendapatkan berkah yang baik.
Dan dari pasangan yang jujur itulah mereka melahirkan Imam Syafi'i,
Sesungguhnya kita hidup
di dunia ini berada dalam kerajaan Allah. Sesungguhnya kita berada di dalam
penguasaan Allah. Dan sesungguhnya kita berada dalam samudra Allah. Selama kita
hidup di dunia ini, kita sering tidak percaya/tidak merasakan atas keberkahan
yang Allah berikan. Orang yang tidak beriman takut dalam sakaratul mautnya,
ketakutanya adalah ia saat berada di alam kubur. Maka dari itu, sebagai manusia
yang beriman, kita harus selalu mensyukuri berkah yang allah berikan, dan
selalu berhati-hati dalam melakukan tindakan.
No comments:
Post a Comment